Laman

Senin, 09 April 2012

Aspek Keamanan Komputer


Sebelum membahas tentang keamanan komputer, kita harus mengenal apa yang dimaksud dengan keamanan komputer. Cukup banyak pendapat yang dilontarkan oleh para pakar mengenai keamanan komputer, misalnya seperti :

Computer Security is preventing attackers from achieving objectives through unauthorized access or anauthorized use of computers and networks.
(John D. Howard, “An Analysis Of Security Incidents On The Internet 1989 - 1995”)



A computer is secure if you can depend on it and its software
to behave as you expect. (Garfinkel and Spafford)

dan masih banyak lagi pendapat yang berkaitan dengan keamanan komputer.



Menurut Garfinkel, aspek keamanan komputer terdiri dari :
  1. Privacy/Confidentiality => Usaha untuk menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses. Menggunakan Enkripsi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan.
  2. Integrity => Usaha untuk menjaga informasi agar tetap utuh, tidak diubah, baik ditambah maupun dikurangi kecuali mendapat izin dari pemilik informasi. Virus maupun Trojan Horse merupakan salah satu contoh dari masalah dan penggunaan antivirus,enkripsi dan digital signatures merupakan salah satu usaha untuk menangkalnya.
  3. Authentication => metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud. Penggunaan Acces Control seperti Login dan Password adalah salah satu usaha untuk memenuhi aspek ini. Digital Signature dan Watermarking merupakan salah satu usaha untuk melindungi intelectual property.
  4. Availability => Informasi tersedia manakala dibutuhkan. Contoh serangannya adalah DoS attack dan MailBomb.
Berkaitan dengan aspek security diatas, menurut W Stallings ada beberapa kemungkinan serangan terhadap keamanan sistem informasi, yaitu :
  1. Interruption => Perangkat sistem menjadi rusak atau tidak tersedia. Serangan ditujukan kepada ketersediaan (availability) dari sistem. Contoh serangan adalah “denial of service attack”.
  2. Interception => Pihak yang tidak berwenang berhasil mengakses aset atau informasi. Contoh dari serangan ini adalah penyadapan (wiretapping).
  3. Modification => Pihak yang tidak berwenang tidak saja berhasil mengakses, akan tetapi dapat juga mengubah (tamper) aset.Contoh dari serangan ini antara lain adalah mengubah isi dari web site dengan pesan-pesan yang merugikan pemilik web site.
  4. Fabrication => Pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contoh dari serangan jenis ini adalah memasukkan pesan-pesan palsu seperti e-mail palsu ke dalam jaringan komputer.
Menurut G. J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana
informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar